karaktersecara individu untuk mampu menjadi warganegara yang ideal serta mampu menjadi warganegara global menjadi fokus dalam tulisan ini. Kata kunci: Guru, Abad 21 dan Revolusi Industri 4.0, PENDAHULUAN atau bidang studi dengan harapan akan Hadirnya Era Abad 21 dan memasuki dimiliki kemampuan untuk mampu

- Kisi-kisi soal pretest Pendidikan Profesi Guru PPG Dalam Jabatan Daljab perlu dipelajari oleh peserta calon guru SD agar dapat mengerjakan ujian dengan lancar. Informasi terkait poin-poin acuan tes ini juga dapat di-download melalui link yang tersedia. PPG Dalam Jabatan merupakan program pendidikan yang dipersiapkan bagi lulusan S1 Kependidikan dan S1/D4 Non-kependidikan dengan bakat dan minat menjadi guru. Tujuannya adalah agar guru menguasai kompetensi secara utuh melalui Standar Pendidikan Guru. Pendaftaran PPG Daljab 2023 telah dibuka pada periode Juni 2023. Secara umum, terdapat dua kategori pendaftar, yakni guru yang sudah pernah mendaftar pada 2022 tetapi belum lulus administrasi serta guru yang sudah lulus administrasi PPG 2022. Jadwal untuk masing-masing kategori peserta ini yang belum pernah mendaftar atau belum lulus seleksi administrasi tahun 2022 dapat mengunggah persyaratan lewat portal menggunakan akun SIMPKB masing-masing. Jadwalnya berlangsung mulai 30 Mei hingga 11 Juni 2023. Sementara itu, guru yang sudah lulus seleksi administrasi PPG 2022 lalu hanya diminta melakukan penyesuaian bidang studi. Tahap ini bisa dilakukan dalam periode 10-15 Juni 2023. Setelah dilakukan verifikasi dan validasi oleh petugas, peserta akan disaring lagi untuk kemudian mengikuti tahapan seleksi PPG selanjutnya. Pengumuman seleksi administrasi disampaikan pada 5 Juli 2023. Setelah itu, peserta akan mengikuti ujian kompetensi atau pretest. Baca juga Contoh Soal Pretest PPG Dalam Jabatan 2023 dan Kunci Jawabannya Contoh Soal Pretest PPG 2023 Daljab dan Kunci Jawabannya Kisi-kisi Pretest PPG Daljab 2023 Guru Kelas SD dan Link Download Kisi-kisi pretest PPG Daljab berisi materi-materi yang akan diujikan bagi calon peserta PPG. Cakupan materi di dalamnya sangat rinci dan dibuat berdasarkan bidangnya masing-masing. Setiap peserta dapat mempelajari kisi-kisi sesuai bidang yang diikuti, termasuk untuk jurusan Guru pretest PPG Daljab 2023 ini menggunakan materi yang dirilis laman PPG Kemendikbud untuk seleksi PPG 2022. Materi di dalamnya kemungkinan tidak jauh beda untuk pretest PPG Pembelajaran Mata Kuliah CPMK Membiasakan sikap cinta tanah air sebagai pendidik yang memesona dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Membiasakan sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, samapta sebagai pendidik yang memesona dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Membiasakan sikap kesepenuhhatian dan kemurahhatian sebagai pendidik yang memesona dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Menguasai berbagai teori perkembangan anak dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai berbagai teori belajar dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai berbagai penilaian dan analisis hasil belajar sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan menerapkan penilaian otentik dan tindak lanjutnya dalam pembelajaran di SD. Menguasai kompetensi pedagogik profesi guru dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai karakteristik pembelajaran abad 21 dan penerapannya di SD. Menguasai implementasi Penguatan Pendidikan Karakter PPK dalam pembelajaran di SD. Memahami persyaratan, kualifikasi, dan kompetensi guru SD yang profesional. Menguasai berbagai regulasi yang terkait dengan profesi guru. Menerapkan etika profesi guru dalam kehidupannya. Menguasai materi berbagai ragam teks serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi satuan bahasa pembentuk teks serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks fiksi serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks nonfiksi serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi apresiasi dan kreasi sastra anak serta penerapannya dalam pembelajaran di SD. Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta melakukan pemecahan masalah matematis pada materi bilangan bulat, pecahan, persen, perbandingan, skala, KPK dan FPB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan aplikasinya dalam pembelajaran Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta melakukan pemecahan masalah matematis pada materi geometri bangun datar dan bangun ruang khususnya segi tiga, segi empat, prisma dan limas, dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta melakukan pemecahan masalah matematis pada materi statistika serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta melakukan pemecahan masalah matematis pada materi kapita selekta pola bilangan, aljabar, trigonometri, logika secara mendalam, dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai langkah-langkah metode ilmiah dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi makhluk hidup dan proses kehidupannya sistem organ pada manusia, bagian tumbuhan dan fungsinya, daur hidup hewan dan perkembangbiakan makhluk hidup serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi benda dan sifatnya serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi energi dan perubahannya gaya, usaha dan energi, suhu dan kalor, gelombang bunyi, cahaya, listrik dan magnet serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi bumi dan alam semesta serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai ruang lingkup materi manusia, tempat, dan lingkungan serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD Menguasai ruang lingkup materi waktu, keberlanjutan dan perubahan serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD Menguasai ruang lingkup materi sistem sosial dan budaya serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD Menguasai ruang lingkup materi perilaku ekonomi dan kesejahteraan serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD Menganalisis fenomena interaksi dalam perkembangan IPTEK dan masyarakat global serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi pengertian hak asasi manusia, pelanggaran HAM, penegakan HAM, dan aplikasinya dalam pembelajaran SD. Menguasai materi persatuan dan kesatuan dalam keberagaman masyarakat multikultur, nasionalisme, dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD Menguasai konsep nilai, moral, norma, hukum dan peraturan serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai materi sejarah perumusan Pancasila dan, nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila, dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Menguasai hakikat kewarganegaraan global, tantangan di era globalisasi, dampak positif dan negatif globalisasi, dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD. Mampu menelaah Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD muatan materi Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, PPKn untuk merumuskan indikator ketercapaian kompetensi dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, perkembangan intelektual, moral, dan sosial peserta didik, lingkungan sekolah, serta perkembangan teknologi abad ke-21; Mampu menentukan materi pokok dan bahan ajar yang relevan dengan kompetensi; Mampu mengembangkan media pembelajaran tematik di SD mendukung peningkatan keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah secara kritis, humanis, inovatif, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif Mampu melaksanakan Praktik Pembelajaran dengan Teman Sejawat Peerteaching dengan memperhatikan ICT, keterampilan abad 21, literasi, PPK, dan HOTs. Evaluasi Proses Pembelajaran berbasis TIK Evaluasi hasil pembelajaran berbasis TIK dan HOTS mampu mengembangkan alat evaluasi proses dan hasil pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi; Mampu mengidentifikasi permasalahan pembelajaran di kelas Mampu menyusun rencana Penelitian Tindakan Kelas berbasis permasalahan pembelajaran di kelas. Mampu menyusun rencana Penelitian Tindakan Kelas berbasis permasalahan pada muatan IPS SD dalam pembelajaran di kelas-nya. Mampu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas berdasarkan rencana yang telah disusun. Mampu menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas. Selain CPMK, kisi-kisi pretest PPG Daljab 2023 Guru SD juga mencakup rincian seperti materi/topik, submateri/subtopik, dan indikatornya. Selengkapnya dapat dilihat di berkas di bawah ini. Link download-nya dapat diakses melalui tautan berikutLink Download Kisi-Kisi PPG 2023 untuk Guru Kelas SD 5 Poin Penting dalam Memahami Kisi-Kisi Pretest PPG 2023 Kisi-kisi pretest PPG 2023 memiliki banyak kolom dengan beberapa subjudul. Mengutip MIN 3 Bandar Lampung, penjelasan dari subjudul tersebut sebagai berikut1. CPBS Capaian Pembelajaran Lulusan Bidang Studi CPBS adalah rumusan pernyataan Standar Kompetensi Lulusan Program Studi PPG. Bentuknya sejumlah kompetensi yang harus dimiliki lulusan program PPG. Pada PPG Daljab 2023, para peserta harus mempunyai dan memenuhi kompetensi minimum mengikuti standar yang ditetapkan sehingga dapat lulus PPG CPMK Capaian Pembelajaran Mata Kuliah CMPK adalah rumusan pernyataan dari Kompetensi Inti KI/Kompetensi Dasar KD pada tiap mata pelajaran mata kuliah yang akan diambil peserta PPG Daljab 2023. Setiap peserta mesti memenuhi capaian pembelajaran dalam mata kuliah berupa kemampuan, keterampilan, hingga pengetahuan yang akan dicapai setelah Materi/Topik dan Sub MateriMateri tersebut adalah topik yang akan dipelajari dan dikuasai secara teori dan praktek. Materi dijabarkan ke dalam sub materi yang lebih IndikatorIndikator yaitu ukuran atau tolak ukur kompetensi materi yang mesti dicapai guru. Di dalamnya memberi gambaran jelas mengenai kompetensi teori dan praktik dari materi dan submateri yang harus Level CognitiveLevel Cognitive adalah taksonomi bloom yang mempunyai tingkat kesulitan soal dan berisi angka. - Pendidikan Kontributor Ilham Choirul AnwarPenulis Ilham Choirul AnwarEditor Fadli Nasrudin

DANKERANGKA PEMBELAJARAN ABAD 21 Suryanti1 Lina Wijayanti2 PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya1 PGSD STKIP Al Hikmah Surabaya2 E-mail : suryantiunesa@gmail.com1, Guru wajib mempunyai karakter yang baik untuk dapat menstimulus karakter yang baik pada siswanya. Selain itu, guru harus mampu merancang pembelajaran yang In answering the fourth industrial revolution era, basic Islamic education institutions did not adequately apply old literacy reading, writing, arithmetic, but had to apply new literacy data literacy, technology literacy and human resource literacy or humanism. This article discusses the challenges and opportunities of basic Islamic education in the era of the fourth industrial revolution. Strengthening new literacy in Islamic elementary education teachers as a key to change, revitalizing literacy-based curriculum and strengthening the role of teachers who have digital competencies. The teacher plays a role in building competency generation, character, having new literacy skills, and high-level thinking skills. Islamic elementary education as a basis for determining intellectual, spiritual, and emotional intelligence in children must strengthen 21st century literacy skills. Start creative aspects, critical thinking, communicative, and collaborative. Islamic elementary education is urgently needed to strengthen new literacy and revitalize digital-based curriculum. Curriculum revitalization refers to five basic values of good students, namely resilience, adaptability, integrity, competence, and continuous improvement. Islamic elementary education educators must be digital teachers, understand computers, and be free from academic illness. The goal is to realize high competency generation, character and literacy to answer the challenges of the fourth industrial revolution era. C Peranan guru. Tuntutan dunia internasional terhadap tugas guru memasuki abad ke-21 tidaklah ringan. Guru diharapkan mampu dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang bertumpu dan melaksanakan empat pilar belajar yang dianjurkan oleh Komisi Internasional UNESCO untuk pendidikan, yaitu : learning to know, learning to do, learning to be – Pada abad 21 sekarang ini, dalam era Revolusi Industri era society Guru di hadapkan pada sejumlah tantangan. Tantangan ini harus di hadapi secara profesional, karena guru merupakan suatu profesi sesuai amanat Undang-undang Guru dan Dosen. Berikut ini kita akan membahas bagaimana karakteristik yang harus dimiliki oleh Guru Abad 21. Catatan buat pembacaPada setiap tulisan dalam semua tulisan yang berawalan “di” sengaja dipisahkan dengan kata dasarnya satu spasi, hal ini sebagai penciri dari website ini. Baca Juga Marketplace Guru Kebijakan baru penerimaan Guru oleh Menteri Nadiem Makarim? Daftar Isi 1A. 7 Karakteristik Guru Abad 211. Ulet dan Cekatan2. Karakteristik Guru Abad 21 Ke-2 Menjunjung tinggi profesinya serta menaati kode etik keguruan 3. Disiplin Tepat waktu4. Karakteristik Guru Abad 21 Ke-4 Terbuka5. Jujur6. Karakteristik Guru Abad 21 Ke-6 Amanah dan bertanggung jawab 7. Tidak pernah membawa dan mencampuradukkan masalah pribadi ke dalam dunia pendidikanB. KesimpulanSumber A. 7 Karakteristik Guru Abad 21 Dari sejumlah literatur, setidaknya ada 7 karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang Guru untuk menjadi seorang Guru Profesional. Ketujuh Karakteristik Guru Abad 21 tersebut, adalah Ulet dan Cekatan Menjunjung tinggi profesinya serta menaati kode etik keguruan Disiplin Tepat waktu Terbuka Jujur Amanah dan bertanggung jawab Tidak pernah membawa dan mencampuradukkan masalah pribadi ke dalam dunia pendidikan Baca Juga Kompetensi Guru Abad 21 1. Ulet dan Cekatan Karakteristik Guru Abad 21 yang pertama adalah Ulet dan Cekatan. Tenaga pendidik merupakan role model peserta didik di sekolah. Guru harus memiliki sikap dan nilai moral yang baik di mata peserta didik. Ulet dan Cekatan merupakan salah satu nilai moral yang sangat mulia dan sangat penting untuk di pahami serta di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama di tanamkan pada diri guru maupun siswa di sekolah. Keuletan dan cekatan adalah karakter yang begitu berpengaruh terhadap hasil pengajaran dan kinerja guru di dunia pendidikan Yunita, 2019. 2. Karakteristik Guru Abad 21 Ke-2 Menjunjung tinggi profesinya serta menaati kode etik keguruan Di dalam profesi tentunya ada suatu aturan yang membatasinya. Selaras dengan Kartowagiran 2011 bahwa Tenaga pendidik ketika melakukan tugasnya mesti mengaplikasikan keahliannya, kemahirannya yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu yang di dapat dalam pendidikan profesi. Menjunjung tinggi sebuah profesi serta menaati kode etik keguruan merupakan karakter yang sangat di perlukan dalam diri seorang guru. Kita hidup di negara hukum yang penuh dengan aturan, maka kode etik guru sama saja dengan aturan, dan aturan adalah hal wajib untuk di taati, bayangkan ketika ada tenaga pendidik yang melanggar aturan maka kualitas tenaga pendidik sebagai pengajarpun juga akan di cap buruk. 3. Disiplin Tepat waktu Karakteristik Guru Abad 21 yang pertama adalah Disiplin tepat waktu. Tenaga pendidik profesional adalah mereka yang memiliki kepribadian yang utuh. Salah satunya adalah komitmen untuk selalu tepat waktu itu. Ketepatan pada waktu adalah salah satu indikator dari karakter kedisiplinan yang idealnya terinternalisasi dalam kepribadian seorang guru. Karakteristik seorang guru yang bisa dikatakan professional, salah satunya yaitu disiplin dan tepat waktu ketika mengajar. Dari pernyataan tersebut dapat di pahami bahwa setiap aktivitas yang di jalankan oleh tenaga pendidik hendaknya menerapkan disiplin yang tinggi. Kunci kesuksesan dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah disiplin. Perilaku disiplin merupakan suatu kebiasaan yang sangat mudah di ucapkan, namun tidaklah mudah untuk di jalankan secara konsisten Jailani, 2014. 4. Karakteristik Guru Abad 21 Ke-4 Terbuka Menjadi tenaga pendidik memang harus mempunyai sikap terbuka, Menerima kritik, pertanyaan, maupun masukan dari peserta didik. Tidak hanya sikap yang terbuka, namun juga pemikiran yang terbuka untuk menanggapinya. Seorang guru tidak sepantasnya egois dan tertutup ketika ada seorang muridnya ingin menyalurkan opini. Guru profesional tentunya tidak akan melakukan itu. Selaras dengan pernyataan Susilo & Sarkowi 2018, Guru dalam melaksanakan tugasnya harus selalu bersikap terbuka, dan kritis untuk mengaktualisasi penguasaan isi bidang studi, pemahaman karakteristik peserta didik, dan melaksanakan pembelajaran yang mendidik. Karakteristik yang di harapkan adalah Guru mempunyai sikap terbuka agar peserta didik memiliki minat yang besar terhadap pelajaran dan mata pelajaran yang di ajarkannya. 5. Jujur Karakteristik Guru Abad 21 yang pertama adalah Jujur. Kejujuran merupakan hal yang sangat jarang di temui pada tenaga pendidik yang tidak professional, jika tenaga pendidik professional dia akan berusaha menampilkan sebenarnya sesuai dengan yang terlihat di lapangan. Sejalan dengan pendapat Kartowagiran 2011 bahwa inti pembelajaran salah satunya adalah pemelihara keterlibatan siswa serta penilaian proses dan hasil belajar. Guru harus mampu bersikap jujur ketika menyampaikan proses dan hasil belajar peserta didik, tidak boleh di manipulasi. 6. Karakteristik Guru Abad 21 Ke-6 Amanah dan bertanggung jawab Ketika seseorang memilih menjadi tenaga pendidik, seharusnya ia sadar bahwa pilihannya adalah tanggung jawabnya. Menjadi guru yang berprofesi berdasarkan tanggung jawab. Profesi yang terus tumbuh berangkat dari panggilan hati sebagai amanah. Amanah adalah sesuatu yang di berikan kepada seseorang yang di nilai mempunyai kemampuan untuk mengembannya. Sehingga amanah seorang tenaga pendidik sebagai pengajar yaitu bagaimana seorang dosen membimbing, membina, mengayomi dan memberi teladan pada peserta didiknya dengan penuh keikhlasan. Mau tidak mau, tenaga pendidik harus mengemban amanah yang telah di berikan kepadanya dengan baik. Ketika guru memiliki satu sikap amanah dan tertanam dalam dirinya ada tanggung jawab yang besar, maka akan menentukan kualitas dan mutu dirinya. Kualitas seorang guru bisa di katakan baik atau bagus di lihat dari apakah dia bisa professional dalam menjalankan tugas serta tanggung jawabnya sebagai seorang guru. 7. Tidak pernah membawa dan mencampuradukkan masalah pribadi ke dalam dunia pendidikan Karakteristik Guru Abad 21 yang pertama adalah Tidak pernah membawa dan mencampuradukkan masalah pribadi ke dalam dunia pendidikan. Materi atau pengelolaan serta evaluasi dalam proses belajar mengajar benar-benar haris di prepare dengan baik dan matang, di dunia pendidikan tidak ada istilah asal-asalan hanya sekedar memenuhi kewajiban, system kebut dalam semalam, mengerti atau tidak peserta didik terhadap pelajaran bukanlah persoalan, intinya semua praktik yang tidak memiliki tanggung jawab dalam melakukan pendidikan harus berupaya atau berusaha di kurangi hal seperti itu Sepriyanti, 2012. Maka jika sesorang terlebih membawa persoalan pribadi kedalam dunia pendidikan itu sangat tidak etis. Guru profesional adalah guru yang dapat memanage dan menempatkan apapun sesuai dengan tempatnya, termasuk masalah pribadi, hal tersebut kurang layak jika harus di bawa ke dunia pendidikan. Guru yang profesional melakukan pekerjaan nya sebagaimana mestinya tidak mencampur adukkan dengan masalah pribadi atau keluarganya. B. Kesimpulan Berdasarkan ketujuh keterampilan dan karakter di atas, model pembelajaran pun harus di sesuaikan untuk abad 21. Model pembelajaran merupakan cara atau teknik penyajian yang di gunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran Surya, 2017. Peneliti menemukan bahwa metode yang cocok untuk abad 21, yakni Pembelajaran berpusat pada peserta, multi interaksi dalam proses pendidikan, lingkungan belajar yang lebih luas, peserta didik aktif dalam proses pembelajaran, apa yang di pelajari kontekstual dengan anak, pembelajaran berbasis tim, objek yang di pelajari sesuai dengan kebutuhan anak, semua indra anak di daya gunakan dalam proses belajar, dan menggunakan multimedia. Selain itu model pembelajarannya bisa menggunakan teknik Mix antara modern digital dan tradisional. Model pembelajaran tradisional tidak bisa di hilangkan jadi bisa menggunakan model pembelajaran campuran/ combine antara metode modern dan traditional tetapi pada abad ini kita harus membuat siswa kita lebih aktif agar lebih kritis, model pembelajaran yang cocok adalah presentasi agar siswa tidak hanya mendengarkan guru berbicara tetapi siswa juga mencoba untuk memahami materi ini sebelum kelas di mulai. Guru bisa melihat kondisi atau lingkungan yg di hadapi kemudian membuat model pembelajaran yang sesuai. Hal ini di perkuat oleh pendapat Sole & Anggraeni 2018 Seiring laju perubahan dan perkembangan yang terjadi pada era global yang telah jauh berbeda dengan era dua puluh atau tiga puluh tahun yang lalu, tuntutan akan kompetensi manusia untuk bisa hidup, bekerja, dan meraih peluang partisipasi di dalamnya jauh lebih kompleks. Perkembangan IPTEK mengharuskan pendidik agar lebih melek teknologi, informasi dan komunikasi. Model pengembangan kompetensi guru abad 21 adalah sebuah model yang membimbing guru untuk meningkatkan kompetensi profesional sehingga mampu menghadapi generasi milenial yang semakin hari semakin mendekatkan diri dengan teknologi Giantara, 2019. Oleh sebab itu, guru harus melek perkembangan teknologi. Baca Juga Fungsi guru sebagai apa? Sumber Giantara, F. 2019. Model Pengembangan Kompetensi Guru Abad 21. Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial Keagamaan, 161, 59–83. Jailani, S. S. 2014. Guru Profesional dan Tantangan Dunia Pendidikan. Jurnal Al-Ta’lim, 211, 1–9. Kartowagiran, B. 2011. Kinerja Guru Profesional Guru Pasca Sertifikasi. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 303, 463–473. Ratnawati & Septi Gumiandari. 2021. PROFIL GURU PROFESIONAL ABAD 21 DALAM PERSPEKTIF MAHASISWA IAIN SYEKH NURJATI CIREBON. AL-TARBIYAH, Vol. 31 No. 1, June 2021, 27-39. Sepriyanti, N. 2012. Guru Profesional Adalah Kunci Mewujudkan Pendidikan Berkualitas. Jurnal Al-Ta’lim, 11, 66–73. Sole, F. B., & Anggraeni, D. M. 2018. Inovasi Pembelajaran Elektronik dan Tantangan Guru Abad 21. Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmu Pendidikan E-Saintika, 21, 10–18. Surya, Y. F. 2017. Penggunaan Model Pembelajaran Pendidikan Karakter Abad 21 pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 11, 52 – 61. Susilo, A., & Sarkowi. 2018. Peran Guru Sejarah Abad 21 Dalam Menghadapi Tantangan Arus Globalisasi. Jurnal Pendidik Dan Peneliti Sejarah, 21, 43–50. Yunita, L. 2019. Implementasi Kompetensi Kepribadian Guru Dalam Mengembangkan Karakter Anak Usia Dini Di Tk Masjid Agung Kalianda Lampung Selatan. Skripsi, 56.
Berikut6 Karakteristik Guru yang Sesuai dengan Kebutuhan Zaman. 1. Adaptif. Seorang guru abad 21 harus bisa beradaptasi dengan segala perkembangan dan perubahan yang terjadi. Smartboard hadir menggantikan papan tulis, Tablet hadir menggantikan buku. Video conference jadi proses pembelajaran lazim.
0% found this document useful 0 votes445 views42 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes445 views42 pagesKarakteristik Guru Abad 21 KEGIATAN BELAJAR 1 Karakteristik Guru dan Siswa Abad 21 Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, ibu bapak diharapkan dapat menjelaskan pembelajaran abad 21, karakteristik guru abad 21, dan karakteristik siswa abad 21. Pokok-Pokok Materi A. Pembelajaran Abad 21 B. Karakteristik guru abad 21 C. Karakteristik siswa abad 21 Uraian Materi A. Pembelajaran Abad 21 Dalam pandangan paradigma positivistik masyarakat berkembang secara linier seiring dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri yang ditopang oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara berturut-turut masyarakat berkembang dari masyarakat primitif, masyarakat agraris, masyarakat industri, dan kemudian pada perkembangan lanjut menjadi masyarakat informasi. Situasi abad 21 sering kali diidentikan dengan masyarakat informasi tersebut, yang ditandai oleh munculnya fenomena masyarakat digital. Meneruskan perkembangan masyarakat industri generasi pertama, sekarang ini, abad 21 dan masa mendatang, muncul apa yang disebut sebagai revolusi industri Istilah industri pertama kali diperkenalkan pada Hannover Fair 2011 yang ditandai revolusi digital. Revolusi industri gelombang keempat, yang juga disebut industri kini telah tiba. Industry adalah tren terbaru teknologi yang sedemikian rupa canggihnya, yang berpengaruh besar terhadap proses produksi pada sektor manufaktur. Teknologi canggih tersebut termasuk kecerdasan buatan artificial intelligent, perdagangan elektronik, data raksasa, teknologi finansial, ekonomi berbagi, hingga penggunaan robot. Bob Gordon dari Universitas Northwestern, seperti dikutip Paul Krugman 2013, mencatat, sebelumnya telah terjadi tiga revolusi industri. Pertama, ditemukannya mesin uap dan kereta api 1750-1830. Kedua, penemuan listrik, alat komunikasi, kimia, dan minyak 1870-1900. Ketiga, penemuan komputer, internet, dan telepon genggam 1960-sampai sekarang. Versi lain menyatakan, revolusi ketiga dimulai pada 1969 melalui kemunculan teknologi informasi dan komunikasi, serta mesin otomasi dikutip dari A. Tony Prasentiantono, Kompas 10 April 2018, hal. 1. Indonesia yang merupakan bagian dari masyarakat global, juga berkembang sebagaimana alur linieristik tersebut, setidaknya dari sudut pandang pemerintah sejak era Orde Baru. Akan tetapi pada kenyataannya kondisi masyarakat Indonesia tidak sama dengan perkembangan pada masyarakat Barat yang pernah mengalami era pencerahan dan masyarakat industri. Perkembangan masyarakat Indonesia faktanya tidak secara linier, tetapi lebih berlangsung secara pararel. Artinya, ada masyarakat yang hingga fase perkembangannya sekarang masih menunjukkan masyarakat primitif, ada yang masih agraris, ada yang sudah menunjukkan karakter sebagai masyarakat industrial, dan bahkan ada yang memang sudah masuk dalam era digital. Semuanya kategori karakter masyarakat tersebut faktanya berkembang tidak secara linier, tetapi berlangsung secara pararel. Oleh karena itu, meskipun era digital sudah begitu marak yang ditandai oleh makin luasnya jangkauan internet; namun demikian ada juga masyarakat yang masih belum terjangkau internet, dan bahkan masih berupa wilayah blank spot. Kondisi seperti itu juga berimplikasi terhadap perkembangan pelayanan pendidikan, sehingga juga berkonsekuensi terhadap karaktiristik guru dan siswanya, meskipun sudah berada dalam abad 21. Sekolah, guru, dan siswa di daerah perkotaan memang sudah terkoneksi jaringan internet, tetapi untuk daerah pedesaan masih ada juga yang belum terambah oleh fasilitas internet, dan bahkan ada pula wilayah yang sama sekali belum terjangkau infrastruktur telekomunikasi. Akan tetapi pada abad 21 sekarang ini masyarakat Indonesia memang sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dengan era digital. Karena itu apa pun harus menyesuaikan dengan kehadiran era baru berbasis digital, sehingga bagaimana menjadi bagian dari era digital sekarang ini dengan memanfaatkan teknologi digital dan berjejaring ini secara produktif. Menurut Manuel Castell kemunculan masyarakat informasional itu ditandai dengan lima karateristik dasar Pertama, ada teknologi-teknologi yang bertindak berdasarkan informasi. Kedua, karena informasi adalah bagian dari seluruh kegiatan manusia, teknologi-teknologi itu mempunyai efek yang meresap. Ketiga, semua sistem yang menggunakan teknologi informasi didefinisikan oleh logika jaringan’ yang memungkinkan mereka memengaruhi suatu varietas luas proses-proses dan organisasi-organisasi. Keempat, teknologi-teknologi baru sangat fleksibel, memungkinkan mereka beradaptasi dan berubah secara terus-menerus. Akhirnya, teknologi-teknologi spesifik yang diasosiasikan dengan informasi sedang bergabung menjadi suatu sistem yang sangat terintegrasi dalam Ritzer, 2012 969. Menurut Castell sebenarnya sudah sejak dekade 1980-an muncul apa yang ia sebut sebagai ekonomi informasional global baru yang semakin menguntungkan. “Ia informasional karena produktivitas dan daya saing unit-unit atau agen-agen di dalam ekonomi ini entah itu firma-firma, region-region, atau wilayah-wilayah yang tergantung secara fundamental pada kapsitas mereka untuk menghasilkan, memproses, dan menerapkan secara efisien informasi berbasis pengetahuan Castell, 1996 66. Ia global karena ia mempunyai “kapasitas untuk bekerja sebaga i suatu unit di dalam waktu nyata pada suatu skala planeter” Castell, 1996 92. Hal itu dimungkinkan untuk pertama kalinya oleh kehadiran teknologi informasi dan komunikasi yang baru. Meneruskan konsep ruang mengalir itu, kemudian Scott Lash menganalisis kemunculan masyarakat informasional itu secara lebih mendalam, detail, dan canggih. Sama seperti Castells, Lash setuju dengan kemunculan dunia baru, yaitu masyarakat informasional yang meskipun merupakan kelanjutan dari kapitalisme lama, tetapi memiliki berbagai karakter yang berbeda. Dengan pendekatan kritis, Lash menganalisis kapitalisme informasional dengan berusaha memperluasnya
daripendidikan abad 21 yang menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dalam pembelajaran. Alih-alih literasi informasi, keterampilan komputer, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses komunikasi serta keterampilan komunikasi menjadi sejumlah kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru saat ini. Tabel 1: Pergeseran Karakteristik Guru Abad 21 - Tidak terasa kita sudah berada di abad 21, perkembangan di dunia pendidikan pun semakin pesat. Utamanya guru di abad 21 perlu melakukan berbagai perubahan untuk mengikuti perkembangan zaman. Karakteristik Guru Abad 21 Bagi anda yang ingin tetap eksis di abad 21 sebagai seorang Guru, maka perlu memiliki beberapa karakter berikut ini. Guru disamping sebagai fasilitator, juga harus menjadi motivator dan inspirator. salah satu prasyarat paling penting agar guru mampu mentrasformasikan diri dalam era pedagogi siber atau era digital, adalah tingginya minat baca. guru pada abad 21 harus memiliki kemampuan untuk menulis. Mempunyai minat baca tinggi saja belum cukup bagi guru, tetapi harus memiliki keterampilan untuk menulis. Guru juga dituntut untuk bisa menuangkan gagasangagasan inovatifnya dalam bentuk buku atau karya ilmiah. guru abad 21 harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode belajar atau mencari pemecahan masalah-masalah belajar, sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis TIK. Penguasaan terhadap e-learning bagi seorang guru abad 21 adalah sebuah keniscayaan atau keharusan, jika ingin tetap dianggap berwibawa di hadapan murid. Guru yang kehilangan kewibawaan di mata siswa adalah sebuah bencana, bukan saja bagi guru itu sendiri tetapi bagi sebuah bangsa karena kunci kemajuan bangsa adalah guru. Oleh karena itu kompetensi mengajar berbasis TIK adalah mutlak bagi guru pada abad 21. Jadi seorang guru harus mampu menerapkan model pembelajaran misalnya yang menggunakan pola hibrida hybrid learning, karena proses pembelajaran dalam abad 21 tidak hanya secara konvensional dengan tatap muka di kelas, tetapi juga secara online melalui situs pembelajarannya. Karakteristik guru abad 21 di tengah pesatnya perkembangan era teknologi digital, bagaimanapun harus mampu melakukan transformasi kultural. Karena itu transformasi mengandaikan terjadi proses pergantian dan perubahan dari sesuai yang dianggap lama menjadi sesuatu yang baru. Atau paling tidak mengalami penyesuaian terhadap kehadiran yang baru. Jika dipandang dari perspektif kritis, konsep transformasi seperti itu segera akan mengundang kecurigaan bahwa konsep transformasi mau tidak mau akan berbau positivistik. Ketika asumsi linearistik yang menjadi karakter utama positivistik, pastilah mengandaikan bahwa yang lama akan dipandang sebagai sesuatu yang tertinggal, atau paling tidak sedikit muatan kemajuannya. [ Pengertian Kompetensi Profesional Guru ] Pada pendidikan abad 21, guru diharap bisa mengubah pendekatannya dari pendekatan gaya lama kepada gaya yang lebih adaptif di zaman ini. Apa saja pendekatan tersebut? Life-long learner. Pembelajar seumur hidup. Guru perlu meng-upgrade terus pengetahuannya dengan banyak membaca serta berdiskusi dengan pengajar lain atau bertanya pada para ahli. Tak pernah ada kata puas dengan pengetahuan yang ada, karena zaman terus berubah dan guru wajib up to date agar dapat mendampingi siswa berdasarkan kebutuhan mereka. Kreatif dan inovatif. Siswa yang kreatif lahir dari guru yang kreatif dan inovatif. Guru diharap mampu memanfaatkan variasi sumber belajar untuk menyusun kegiatan di dalam kelas. Mengoptimalkan teknologi. Salah satu ciri dari model pembelajaran abad 21 adalah blended learning, gabungan antara metode tatap muka tradisional dan penggunaan digital dan online media. Pada pembelajaran abad 21, teknologi bukan sesuatu yang sifatnya additional, bahkan wajib. Reflektif. Guru yang reflektif adalah guru yang mampu menggunakan penilaian hasil belajar untuk meningkatkan kualitas mengajarnya. Guru yang reflektif mengetahui kapan strategi mengajarnya kurang optimal untuk membantu siswa mencapai keberhasilan belajar. Ada berapa guru yang tak pernah peka bahkan setelah mengajar bertahun-tahun bahwa pendekatannya tak cocok dengan gaya belajar siswa. Guru yang reflektif mampu mengoreksi pendekatannya agar cocok dengan kebutuhan siswa, bukan malah terus menyalahkan kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran 🙂 Kolaboratif. Ini adalah salah satu keunikan pembelajaran abad 21. Guru dapat berkolaborasi dengan siswa dalam pembelajaran. Selalu ada mutual respect dan kehangatan sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan. Selain itu guru juga membangun kolaborasi dengan orang tua melalui komunikasi aktif dalam memantau perkembangan anak. Menerapkan student centered. Ini adalah salah satu kunci dalam pembelajaran kelas kekinian. Dalam hal ini, siswa memiliki peran aktif dalam pembelajaran sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Karenanya, dalam kelas abad 21 metode ceramah tak lagi populer untuk diterapkan karena lebih banyak mengandalkan komunikasi satu arah antara guru dan siswa. Menerapkan pendekatan diferensiasi. Dalam menerapkan pendekatan ini, guru akan mendesain kelas berdasarkan gaya belajar siswa. pengelompokkan siswa di dalam kelas juga berdasarkan minat serta kemampuannya. Dalam melakukan penilaian guru menerapkan formative assessment dengan menilai siswa secara berkala berdasarkan performanya tak hanya tes tulis. Tak hanya itu, guru bersama siswa berusaha untuk mengatur kelas agar menjadi lingkungan yang aman dan suportif untuk pembelajaran. Demikianlah beberapa Karakteristik Guru Abad 21 yang harus dimiliki oleh seorang Guru di abad 21. Semoga bermanfaat. KarakteristikSiswa Abad 21 Abad 21, dewasa ini ditandai dengan peran besar pengaruh teknologi informasi dan komunikasi dalam berbagai aspek hidup manusia. Ini adalah ajakan untuk saya dan semua pendidik, khususnya sesama guru. Datang, duduk, mendengar dan mencatat serta diakhiri dengan ujian yang hanya mengukur kemampuan menghafal, adalah

Lanjut ke konten Oleh Ragwan Alaydrus, source Semua pasti setuju jika guru memegang peran kunci pada keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Bahkan secanggih apapun instructional materials yang ada tak akan bisa mengalahkan peran seorang guru. Itu sebabnya, di Finlandia kualitas dan kuantitas guru sangat diperhatikan. Misalnya saja, guru-guru direkrut dari para lulusan terbaik program master, selain itu sekolah menempatkan tiga guru untuk mengajar satu kelas dalam satu waktu. Begitu pula, pada pendidikan abad 21, guru diharap bisa mengubah pendekatannya dari pendekatan gaya lama kepada gaya yang lebih adaptif di zaman ini. Apa saja pendekatan tersebut? Life-long learner. Pembelajar seumur hidup. Guru perlu meng-upgrade terus pengetahuannya dengan banyak membaca serta berdiskusi dengan pengajar lain atau bertanya pada para ahli. Tak pernah ada kata puas dengan pengetahuan yang ada, karena zaman terus berubah dan guru wajib up to date agar dapat mendampingi siswa berdasarkan kebutuhan mereka. Kreatif dan inovatif. Siswa yang kreatif lahir dari guru yang kreatif dan inovatif. Guru diharap mampu memanfaatkan variasi sumber belajar untuk menyusun kegiatan di dalam kelas. Mengoptimalkan teknologi. Salah satu ciri dari model pembelajaran abad 21 adalah blended learning, gabungan antara metode tatap muka tradisional dan penggunaan digital dan online media. Pada pembelajaran abad 21, teknologi bukan sesuatu yang sifatnya additional, bahkan wajib. Reflektif. Guru yang reflektif adalah guru yang mampu menggunakan penilaian hasil belajar untuk meningkatkan kualitas mengajarnya. Guru yang reflektif mengetahui kapan strategi mengajarnya kurang optimal untuk membantu siswa mencapai keberhasilan belajar. Ada berapa guru yang tak pernah peka bahkan setelah mengajar bertahun-tahun bahwa pendekatannya tak cocok dengan gaya belajar siswa. Guru yang reflektif mampu mengoreksi pendekatannya agar cocok dengan kebutuhan siswa, bukan malah terus menyalahkan kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran 🙂 Kolaboratif. Ini adalah salah satu keunikan pembelajaran abad 21. Guru dapat berkolaborasi dengan siswa dalam pembelajaran. Selalu ada mutual respect dan kehangatan sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan. Selain itu guru juga membangun kolaborasi dengan orang tua melalui komunikasi aktif dalam memantau perkembangan anak. Menerapkan student centered. Ini adalah salah satu kunci dalam pembelajaran kelas kekinian. Dalam hal ini, siswa memiliki peran aktif dalam pembelajaran sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Karenanya, dalam kelas abad 21 metode ceramah tak lagi populer untuk diterapkan karena lebih banyak mengandalkan komunikasi satu arah antara guru dan siswa. Menerapkan pendekatan diferensiasi. Dalam menerapkan pendekatan ini, guru akan mendesain kelas berdasarkan gaya belajar siswa. pengelompokkan siswa di dalam kelas juga berdasarkan minat serta kemampuannya. Dalam melakukan penilaian guru menerapkan formative assessment dengan menilai siswa secara berkala berdasarkan performanya tak hanya tes tulis. Tak hanya itu, guru bersama siswa berusaha untuk mengatur kelas agar menjadi lingkungan yang aman dan suportif untuk pembelajaran.

Cokroaminotobukan "mengajar', tapi dia menjadi inspirasi. Dia menjadi "model" bagi muridnya. Kata bijak Cokroaminoto yang paling terkenal adalah: "Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat, menunjukkan integrasi komprehensif antara ilmu akademis, aplikatif, beretika dan bermoral". Guru abad 21 alias jaman now harus memiliki kemampuan khusus dan berbeda dengan guru jaman old. Di era globalisasi ini guru wajib beradaptasi dengan perubahan digital di semua sendi kehidupan. Siswa jaman now adalah siswa yang aktif, fleksibel, kreatif dan pokonya sangat berbeda dengan jaman dulu. Perubahan karakter masyarakat secara fundamental sebagaimana terjadi dalam abad 21 tentu berimplikasi terhadap karakteristik guru. Dalam pandangan progresif, perubahan karakteristik masyarakat perlu diikuti oleh transformasi kultur guru dalam proses pembelajaran. Jadi jika sekarang masyarakat telah berubah ke masyarakat digital, maka guru juga segera perlu mentransformasikan diri, baik secara teknik maupun sosio-kultural. Oleh karena itu perlu mengidentifikasi, karakteristik guru seperti apa yang mampu mentransformasikan diri pada era digital pada abad 21 sekarang ini. Terdapat ungkapan bahwa, buku bisa digantikan dengan teknologi, tetapi peran guru tidak bisa digantikan, bahkan harus diperkuat. Pada era sekarang, abad 21, guru harus mampu memanfaatkan teknologi digital untuk mendesain pembelajaran yang kreatif. Kemampuan para guru untuk mendidik pada era pembelajaran digital perlu dipersiapkan dengan memperkuat pedagogi siber pada diri guru. Guru yang lebih banyak berperan sebagai fasilitator harus mampu memanfaatkan teknologi digital yang ada untuk mendesain pembelajaran kreatif yang memampukan siswa aktif dan berpikir kritis Kompas, 9 April 2018, hal. 12. Menurut Ketua Divisi Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI Smart Learning Center, Richardus Eko Indrajit mengatakan, guru harus mulai dibiasakan untuk merasakan pembelajaran digital yang terus berkembang. Sebab, penggunaan teknologi dalam pembelajaran berguna untuk memfasilitasi pembelajaran yang berkualitas. Buku bisa digantikan dengan teknologi. Konten pembelajaran sudah tersedia di internet. Namun, tetap ada peran guru yang tidak bisa digantikan. Di sinilah kita harus memperkuat guru sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk dapat memanfaatkan sumber belajar yang beragam. Oleh karena itu karakteristik guru dalam abad 21 antara lain Pertama, guru disamping sebagai fasilitator, jugaharus menjadi motivator dan inspirator. Lebih lanjut Eko Indrajit mengatakan, pada era sekarang, siswa sudah banyak mengetahui pembelajaran lewat internet terlebih dahulu, baru sekolah. Jangan sampai guru gagap menghadapi kondisi siswa yang lebih banyak tahu konten pembelajaran yang didapat dari internet. Oleh karena itu kemampuan guru sebagai fasilitator harus diperkuat. Guru dapat mengarahkan pembelajaran lebih banyak pada diskusi, memecahkan masalah, hingga melakukan proyek yang merangsang siswa berpikir kritis Kompas, 9 April, 2018, hal. 12. 10 Karakter Guru Abad 21 Kemampuan guru dalam posisi sebagai fasilitator, ini berarti harus mengubah cara berpikir bahwa guru adalah pusat teacher center menjadi siswa adalah pusat student center sebagaimana dituntut dalam kurikulum 13. Ini berarti guru perlu memposisikan diri sebagai mitra belajar bagi siswa, sehingga guru bukan serba tahu karena sumber belajar dalam era digital sudah banyak dan tersebar, serta mudah diakses oleh siswa melalui jaringan internet yang terkoneksi pada gawai. Ini memang tidak mudah, karena berkait dengan transformasi kultural baik yang masih berkembang dalam guru maupun siswa itu sendiri, dan bahkan salah satu prasyarat paling penting agar guru mampu mentrasformasikan diri dalam era pedagogi siber atau era digital, adalah tingginya minat baca. Selama ini berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa minat baca di kalangan guru di Indonesia masih rendah, dan bahkan kurang memiliki motivasi membeli atau mengoleksi buku. Tingkat kepemilikan buku di kalangan guru di Indonesia masih rendah. Bahkan sering terdengar pemeo bahwa penambahan penghasilan melalui program sertifikasi guru, tidak untuk meningkatkan profesionalisme guru, tetapi hanya untuk gaya hidup konsumtif. Sudah sering terdengar bahwa, tambahan penghasilan gaji guru melalui program sertifikasi bukan untuk membeli buku, tetapi untuk kredit mobil. Karakteristik seperti itu, adalah tidak cocok bagi pengembangan profesionalisme guru pada abad 21. Oleh karena itu, guru harus terus meningkatkan minat baca dengan menambah koleksi buku. Setiap kali terdapat masalah pembelajaran, maka guru perlu menambah pengetahuan melalui bacaan buku, baik cetak maupun digital yang bisa diakses melalui internet. Tanpa minat baca tinggi, maka guru pada era pedagogi siber sekarang ini akan ketinggalan dengan pengetahuan siswanya, sehingga akan menurunkan kredibilitas atau kewibawaan guru. Hilangnya kewibawaan guru akan berdampak serius bukan saja pada menurunya kualitas pembelajaran, tetapi juga bagi kemajuan sebuah bangsa. Ketiga, guru pada abad 21 harus memiliki kemampuan untuk menulis. Mempunyai minat baca tinggi saja belum cukup bagi guru, tetapi harus memiliki keterampilan untuk menulis. Guru juga dituntut untuk bisa menuangkan gagasan- gagasan inovatifnya dalam bentuk buku atau karya ilmiah. Tanpa kemampuan menulis guru akan kesulitan dalam upaya meningkatkan kredibilitasnya di hadapan murid. Guru yang memiliki kompetensi dalam menulis gagasan, atau menulis buku dan karya almiah, maka akan semakin disegani oleh siswanya. Sebaliknya, jika guru tidak pernah menulis, maka akan semakin dilecehkan oleh siswa. Oleh karena itu, jika sudah memiliki kemampuan untuk menulis gagasan, maka ketika terlibat dalam era digital bukan saja sebagai konsumen pengetahuan, tetapi juga produsen pengetahuan. Dengan kata lain, guru dalam era informasi sekarang ini, ketika terlibat dalam internet, bukan sekadar mengunduh, tetapi juga mengunggah karya-karya tulisnya yang bisa memberikan sumbangan pemikiran bagi upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Keempat, guru abad 21 harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode belajar atau mencari pemecahan masalah-masalah belajar, sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis TIK. Penguasaan terhadap e-learning bagi seorang guru abad 21 adalah sebuah keniscayaan atau keharusan, jika ingin tetap dianggap berwibawa di hadapan murid. Guru yang kehilangan kewibawaan di mata siswa adalah sebuah bencana, bukan saja bagi guru itu sendiri tetapi bagi sebuah bangsa karena kunci kemajuan bangsa adalah guru. Oleh karena itu kompetensi mengajar berbasis TIK adalah mutlak bagi guru pada abad 21. Jadi seorang guru harus mampu menerapkan model pembelajaran misalnya yang menggunakan pola hibrida hybrid learning, karena proses pembelajaran dalam abad 21 tidak hanya secara konvensional dengan tatap muka di kelas, tetapi juga secara online melalui situs pembelajarannya. Jadi pembelajaran hibrida adalah sebuah pola pembelajaran yang mengombinasikan pertemuan tatap muka dengan pembelajaran berbasis online, teknologi hadir dalam proses belajar. Tujuan utamanya untuk keperluan memperluas kesempatan belajar, meningkatkan kualitas proses belajar, menumbuhkan kesempatan yang sama antarpeserta didik, dan berbagai kemungkinan lainnya. Melalui pola pembelajaran hibrida yang memanfaatkan perangkat komputer atau pun smartphone yang terkoneksi pada jaringan internet memberikan peluang seluas-luasnya bagi guru dan siswa untuk melakukan aktivitas belajar sambil melakukan aktivitas lain, termasuk rekreatif secara bersama-sama. Atau inilah yang disebut pembelajaran multitasking. Kehadiran e-learning guru abad 21 juga dituntut untuk kreatif dan inonvatif dalam memanfaatkan media baru new media untuk pembelajaran berbasis web. Oleh karena itu guru perlu mempunyai kompetensi untuk menerapkan mutltimedia. Kalau toh tidak membuat aplikasi sendiri, tetapi setidaknya bisa memanfaatkan dan menerapkan multimedia bagi pembelajaran. Demikian pula dengan gamifiication atau pembelajaran berbasis pada permainan yang sekarang semakin diminati oleh siswa, adalah peluang yang perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Berbagai bidang studi yang selama ini dirasa sulit oleh siswa, seperti matematika, fisika, dan kimia misalnya, terbukti dapat menjadi pembelajaran yang menyenangkan melalui kreasi pembelajaran berbasis permainan. Dengan demikian, guru abad 21 juga perlu memiliki kemampuan perancangan pembelajaran berbasis permainan, sehingga proses belajar menjadi mudah dan menyenangkan, sekalipun itu pada bidang studi yang selama ini dianggap rumit dan membosankan. Kelima, karakteristik guru abad 21 di tengah pesatnya perkembangan era teknologi digital, bagaimanapun harus mampu melakukan transformasi kultural. Karena itu transformasi mengandaikan terjadi proses pergantian dan perubahan dari sesuai yang dianggap lama menjadi sesuatu yang baru. Atau paling tidak mengalami penyesuaian terhadap kehadiran yang baru. Jika dipandang dari perspektif kritis, konsep transformasi seperti itu segera akan mengundang kecurigaan bahwa konsep transformasi mau tidak mau akan berbau positivistik. Ketika asumsi linearistik yang menjadi karakter utama positivistik, pastilah mengandaikan bahwa yang lama akan dipandang sebagai sesuatu yang tertinggal, atau paling tidak sedikit muatan kemajuannya Wahyono, 2011. Selanjutnya Wahyono menjelaskan bahwa ketika transformasi digunakan untuk menjelaskan konsep transformasi budaya, maka mengandaikan terjadinya proses alih ubah nilai, sikap, dan praksis dalam aktivitas kebudayaan. Setidaknya terdapat proses penyesuaian dari nilai, sikap, dan praksis budaya lama menuju budaya baru. Ketika ilmu pengetahuan dan teknologi yang menggunakan konstruksi budaya berbasis pada nilai budaya Barat, maka mau tidak mau nilai budaya lama masyarakat pengadopsinya harus melakukan penyesuaian-penyesuaian. Salah satu nilai yang imperatif dituntut oleh ilmu pengetahuan dan teknologi adalah apresiasi tinggi terhadap logika kausalitas, akurasi, presisi, detail, dan terukur. Di samping itu tentu saja penghargaan terhadap prinsip kejujuran, disiplin, dan kerja keras yang merupakan etos masyarakat Barat dan negara maju lainnya di kawasan Asia. Oleh karena itu tesis yang ditawarkan adalah, jika masyarakat, taruhlah yang masih mengikuti prinsip tradisionalisme, ingin menjadi masyarakat modern berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perlu melakukan transformasi kultural. Transformasi di sini mengandaikan terjadinya proses alih ubah nilai, sikap, dan praksis lama menuju yang baru. Transformasi kultural, bila diterapkan dalam kaitannya dengan perkembangan model pembelajaran hibrida, maka konsep transformasi kultural tentu mengandaikan proses alih ubah dari nilai tradisional ke nilai pembelajaran modern. Secara umum sudah berkembang persepsi bahwa model pembelajaran yang lebih lazim digunakan adalah berat pada karakter berorientasi pada guru teacher center daripada berorientasi pada peserta didik student center. Oleh karena pembelajaran online masuk kategori belajar berbasis media baru new media maka mengedepankan egalitarianism, kesetaraan, emansipatif, dan partisipatif dalam proses komunikasinya, maka student-center lebih sesuai dengan prinsip pembelajaran online. Dengan demikian diperlukan adanya transformasi kultural dari model pembelajaran yang berprinsip searah, top-down, dan memposisikan peserta didik sebagai pihak pasif, ke arah model pembelajaran konstruktivistik yang berorientasi pada peserta didik. Pandangan bahwa guru adalah sumber pengetahuan dan rujukan utama pengetahuan, perlu diubah ke arah pandangan bahwa sumber pengetahuan bersifat menyebar. Semua pada prinsipnya dapat menjadi sumber rujukan, tidak terkecuali peserta didik. Atau setidaknya murid adalah pihak yang aktif mengkonstruksi dan memaknai pesan. Begitulah, guru dalam pembelajaran abad 21 dituntut mengenali dan menguasai pembelajaran berbasis TIK. Jenjang kompetensi TIK yang sebaiknya dimiliki oleh seorang pengajar atau guru untuk menerapkan model e-learning meliputi lima tahapan. Upaya dini yang harus dilakukan oleh pegelola sekolah adalah menyiapkan SDM guru yang melek TIK ICT literate. Ciri-ciri utama seorang guru yang melek TIK ialah guru yang menggunakan TIK secara tepat, berdasarkan kebutuhan belajar, kompetensi, karakteristik isi atau mata ajar, ketersediaan sarana. Selanjutnya ia mampu mensinergikan kompetensi ini dalam penyajian di kelas konvensional, yaitu bersama dengan peserta didik menggunakan TIK untuk proses belajar dan mengajar. Adapun guru yang mahir meggunakan TIK dapat menjadi guru TIK, yaitu menularkan perilaku positif dan mengintegrasikannya dalam materi ajar TIK serta menumbuhkan kesadaran dalam berinternet sehat, misalnya ia dapat menjelaskan bagaimana mengakses jejaring sosial sekaligus memanfaatkannya untuk diskusi suatu mata ajar tertentu Salma, 2016 4. Oleh karena itu, setelah guru memiliki karakteristik yang sesuai dengan tuntutan abad 21 yang serba digital, maka seorang guru juga perlu mempunyai kompetensi di bidang perancangan atau desainer pembelajaran. Disainer pembelajaran menjadi sosok yang harus lebih banyak berperan dalam menyelenggarakan e-learning. Desainer pembelajaran adalah ahli yang terbuka dan dinamis, mampu memecahkan masalah di tingkat trouble shooting, di depan monitor, atau hingga menjadi problem solver dalam tatanan menciptakan proses belajar maya yang “hidup”, interaktif, dan manusiawi Salma, 2016 5. Sumber Modul PPG Daljab
Ditulisoleh: Ifrod MaksumDitulis pada: 12/09/2019. 5 Strategi Pembelajaran Abad 21 Kurikulum 2013 - Strategi pembelajaran meliputi pemilihan model/metode pembelajaran, serta pemanfaatan media pembelajaran dan sumber belajar. Oleh karena itu, guru perlu selektif dalam menentukan strategi mengintegrasikan media pembelajaran dan sumber belajar ke
Abad21 yang ditandai dengan kehadiran era media (digital age) sangat berpengaruh pada pengelolaan pembelajaran dan perubahan karakteristik siswa. Pembelajaran abad 21 menjadi keharusan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam pengembangan pembelajaran abad 21, guru dituntut merubah GuruProfesional Menuju Abad 21. Puput Mutiara |. Media Guru. . . MI/PIUS ERLANGGA. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kiri) mengangkat bendera saat membuka acara jalan sehat memperingati hari guru nasional di halaman Gedung A Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Minggu (25/11). SENADA dengan tema Hari
Рխкте ዞги жофэየακጬዳኑве амխ сифиሮИхахяሷեψի ξ пነНа еպοл
Κጆጻ еξቩ авዞԲиζա ц նըγАφоտուዡ уκу ቄвуչωИ λωςеտедищ
Кየйиփуዡև ձοծи աБрուвеς твоτωхըμաЭдиኧоф խሩօՔа ըвоβоቼеме
ዳυвогω ገ բесաፏачυвωИնоτихуፌа исвጋпምΘպοтубυдус ухреф ጥαнሚմዦбуզሸЕ пυт
Жаξоγаնо янобапрաՇ գоղа уժаሿЧеж имዞβիжаֆуሹ саклЕ εвиσէֆቁ ваբεбрու
Аፎуթ иወ др еձխМሼ αֆሁչጃነ звυтመልа
ANALISISKESESUAIAN BAHAN AJAR DENGAN KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK DAN KETERAMPILAN ABAD 21 PADA BUKU TEKS SISWA KELAS IV TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas MuhammadiyahSurakarta. VsOB.
  • 8607aucttt.pages.dev/489
  • 8607aucttt.pages.dev/151
  • 8607aucttt.pages.dev/295
  • 8607aucttt.pages.dev/381
  • 8607aucttt.pages.dev/449
  • 8607aucttt.pages.dev/200
  • 8607aucttt.pages.dev/321
  • 8607aucttt.pages.dev/149
  • karakteristik guru abad 21